Sunday, 20 November 2016

Senang lulus kerja di Alfamidi

Bertarung di Dunia Ritel
Ritel merupakan bisnis yang berfokus pada pelayanan end user (pelanggan terakhir), dimana di dalamnya menjual barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Saya tidak pernah menyangka bahwa akan ada di sini, duduk mempelajari tentang bisnis, padahal kuliah tidak sesuai dengan jurusan. Ya berusaha saja menjalaninya, karena mencari pekerjaan terlalu gampang. Tapi yang mau menerima tidak selamanya ada. Oh saya belum menceritakan ritel apa yang saya masuki. Perkenalkan tempat kerja saya di PT MIDI UTAMA INDONESIA Tbk. Mungkin dari namanya sudah bisa ditebak perusahaannya, atau setidaknya mengarahkan pemikiran anda ke toko Alfamidi. “Yah kasian lulusan S1 kerja di Toko, jadi sales, jadi pramuniaga, jadi cleaning service, jadi bawahan, terus begitu gajinya jongkok. Hello… selama ini kamu ngapain aja di kampus….” Ya jelas banyak ocehan yang siap menerkam.
 Hidup itu keras kawan, selembar ijazah tidak membuatmu langsung menjadi seorang manager. Kamu perlu merasakan yang namanya perjuangan dari dasar, kalau kamu mau hidupmu enak, mending jadi mahasiswa terus, atau di rumah saja. tapi bagi saya di rumah pun tetap kamu dapat yang namanya kesusahan, dari pada kesulitan menghampiri kita, mending lawan dengan bekerja. Bosan tau ngga ditanya “Sarjana, kerja di mana…?” yah setidaknya jika ada panggilan kerja berarti itu sudah menjadi modal buat kita menunjukkan keseriusan.
Guys, saya pilih Alfamidi sebagai tempat kerja bukan karena tidak ada perusahaan yang menarik selain ini. Tapi kita perlu liat masa depan bisnis ritel di Indonesia. Maju pesat guys, loh liat dari setiap tempat keramaian dari kota hingga kecamatan gerai ritel selalu ada. Itu menandakan bahwa akan ada yang berubah dari perubahan sosial budaya ini. Terutama kebiasaan belanja masyarakat, dimana dulu orang suka belanja kebutuhan bulanan, sekarang orang belanja kebutuhan mingguan di toko yang terdekat. Nah sebagai salah satu ritel modern, tentunya akan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berbelanja di tempat yang bersih dan nyaman. Setidaknya kamu sendiri sudah melihat perubahan itu kan, atau bahkan kamu sudah menjadi bagian di dalamnya.
SLDP (Store Leader Development Proggramme) atau Program Pendidikan Kepala Toko adalah salah satu program percepatan karir di Alfamidi. Hal ini diperuntukkan bagi lulusan D3 maupun S1 yang siap didik menjadi pemimpin masa depan di Alfamidi.
Mendaftar di Alfamidi dan mengikuti alur tesnya, rasanya gampang untuk lolos dari setiap tahap yang disediakan. Sayangnya banyak di luar sana sudah jatuh mental duluan ketika mendaftar. Betapa ruginya anda jika belum mencoba tes masuk lalu menilainya sangat susah lolos kerja. Satu hal yang menjadi catatan bahwa seharusnya setiap orang yang akan tes pekerjaan, harusnya sudah belajar lebih dahulu. Namun faktanya, kebanyakan orang ingin hasil yang instan, tapi tidak mau berusaha lebih dahulu. Padahal toh ujung-ujungnya harus belajar ketika lulus masuk kerja.
Saya mungkin termasuk orang yang tidak terlalu susah mendapat pekerjaan yang sesuai. Ketika dinyatakan diterima dalam program SLDP, rasanya sangat senang karena saya sangat suka mengamati perilaku berbelanja konsumen. Meskipun saya bukan dari jurusan manajemen. Tapi saya pernah belajar tentang consumen behavior yang mengkaji masalah kebiasaan berbelanja di masyarakat. Sayangnya ketika menghadiri pertemuan pertama di Kima, pihak perusahaan telah menegaskan bahwa banyak yang gugur dalam program yang baru kedua kalinya dibuka, sehingga harus belajar keras melalui segala tes yang ada. Programnya yang berjalan selama 6 bulan bukan waktu yang singkat dijalani. Tapi jika hati dan pikiran tak sampai maka hasilnya justru akan sangat kecewa akhirnya.
Menaruh harapan dalam program ini telah saya lakukan, jika nantinya gagal dalam proses apa boleh buat, saya sudah berusaha dan saya harus menghargai usaha sendiri. Meskipun saya pernah belajar di kampus elit, tapi tidak berarti saya master di segala-galanya. Saya akan mencoba menjalani tesnya tapi tidak berarti akan berhasil melaluinya, tak ada jaminan. Hanya Allah yang menentukan dari proses yang kita lalui.
Pertemuan pertama dengan pihak perusahaan adalah tanda tangan kontrak. Di sini saya melihat jumlah gaji yang tidak sedikit untuk kami yang masih training. Mengapa tidak, gaji kami sudah setara dengan kepala toko, yang sudah empat tahun bekerja, sedangkan kami baru masuk sudah digaji tinggi, dengan beberapa tunjangan makn dan transportasi, Alhamdulillah bagi saya ini sudah sangat mencukupi kebutuhan saya selama sebulan. Saya tidak akan menyebutkan berapa nominalnya, setidaknya jika rajin menabung dari gaji ini dalam waktu dua tahun uang panaik sudah terkeumpul. Hehehe cerita lucunya anggap saja demikian, lagian memang itu serius loh. Bagi cowok bugis-makassar pasti cukuplah, yang penting tidak boros dan tidak ngedugem tiap malam.
Sebuah lembaran kertas kecil pun disebar ke kami, sebuah peraturan penampilan yang harus diikuti. Banyak hal yang tertera di situ, cuman saya hanya membaca sekilas. Karena penampilan layaknya seperti mahasiswa baru. Jadi terima saja. namanya perusahaan, pasti punya aturan budaya tersendiri. Apalagi perusahaan besar, pastinya sangat menekankan yang namanya penampilan. Siapapun yang masuk ke dalamnya harus mengikuti aturan tersebut.
Sistem kerja dalam Toko ritel adalah 5x1 atau 5 hari kerja, 1 hari libur. Jadi jika liburnya hari Minggu, maka Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat adalah hari kerja sedangkan Sabtu adalah hari libur. Hari Minggu kerja lagi dan dihitung sebagai hari pertama kerja. Jadi kita bisa libur dihari yang berbeda-beda. Katanya sih yang susah itu kalau jam kerja pas di malam  Minggu. Ya kan cowok mau malam mingguan, jadi harus keluar jalan-jalanlah. Kita sih sedang tidak berbicara masalah anak muda, kan kasian kalau cowok ngga punya teman jalan di malam minggu, terserah mau sama siapa aja yang penting jangan cowok sama cowok. Hehehe…
Pasti kebanyakan dari kami ada yang berpikir demikian, apalagi shiftnya malam, wah berharap dilayani, ujung-ujungnya melayani pelanggan. Tapi ngga perlu khawatirlah soalnya masa-masa libur itu nda selamanya di hari yang mengenaskan bagi para jomblo. Masih banyak waktu lain kok yang bisa membuat kamu labih bahagia.
Pertemuan pertama ini saya mulai mengenal yang namanya pak Jefri, salah satu staf yang menyambut SLDP ini. Ia mengarahkan jalannya agreement day, dan suasana masih kaku banget, maklumlah kami juga baru bertemu dengan peserta lain. Meskipun mungkin ada yang satu kampus tapi belum kenal. Yah namanya pertemuan pertama pasti akan terjadi demikian. Tiba-tiba saja sosok humoris datang dengan gaya berbicara yang berbeda, dengan gayanya yang khas serta membacakan tugas yang akan kami lakukan pratraining. Alamsyah yah itu namanya, yang mengaku lulusan Fisika Unhas. Memberikan tugas observasi di toko Alfamidi yang terdekat, belajar bersama mereka yang sudah lebih dahulu bekerja di toko. Bahkan pak Alam melarang kami menyebutkan jumlah gaji yang diterima kepada crew. Siapapun itu tidak boleh ada yang tahu jumlah gaji atau sampai-sampai membaca slip gaji. Haram hukumnya, tidak boleh di sunnahkan lagi, hehehe… karena itu akan menghadirkan kecumburuan sosial di antara personil toko.
Gaji peserta SLDP itu lebih tinggi dari para crew, maka agar kita nyaman belajar, tidak boleh memperlihatkan slip gaji tersebut. pokoknya cari alasan jika mereka meminta slip gaji kalian. Mungkin saya masih sangat awam dengan kasus demikian, tapi kalau secara logika jelas akan menghadirkan rasa iri itu. Meskipun mereka tahu kalau kita berlatar pendidikan S1. Tapi ini persoalan siapa yang lebih dahulu bekerja di toko.
Jujur saya sangat deg deg kan dengan pratraining ini, karena di dekat rumah saya tidak ada toko Alfamidi yang dekat. Bahkan cuman ada di kota Takalar. Kalau Indomaret sih hampir setiap sudut ada tokonya, jadi ini semakin menantang saya. lagian saya juga belum punya kos di Makassar, jadi berpikir bagaimana caranya saya menjalani training teori 15 hari ini.
Saya selalu bertanya bagaimana caranya jika saya besok ke toko, bahkan harus stay sebelum tokonya dibuka. Sedangkan saya masih di Makassar, tak berpikir lama pak Alam membagikan surat pengantar pra training, serta format tugas yang akan dicari selama di toko. Ia pun menjelaskan segala isian yang perlu dilengkapi selama di toko. Jujur saya tidak tahu apapun soal masalah toko, tapi pesan dari pak Alam, tugas jangan dipikir tapi kerjakan.

Benar adanya, tugas harus dijalankan, saya benar-benar berada di dunia yang berbeda, bahkan sangat sesak untuk bergerak. Ya Allah mudahkan langkah hamba melewati training ini, hamba tahu kalau uang hamba sangat terbatas tapi janganlah sempitkan rezekiku. Biarlah saya jalani dunia yang baru ini, saya yakin bisa melewati semua tantangan yang ada. Guys jangan mengabaikan kekuatan doa, justru dari doa kita bisa keluar dari masalah.