Bertarung di Dunia Ritel
Ritel merupakan bisnis yang
berfokus pada pelayanan end user (pelanggan terakhir), dimana di dalamnya
menjual barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Saya
tidak pernah menyangka bahwa akan ada di sini, duduk mempelajari tentang
bisnis, padahal kuliah tidak sesuai dengan jurusan. Ya berusaha saja
menjalaninya, karena mencari pekerjaan terlalu gampang. Tapi yang mau menerima
tidak selamanya ada. Oh saya belum menceritakan ritel apa yang saya masuki.
Perkenalkan tempat kerja saya di PT MIDI UTAMA INDONESIA Tbk. Mungkin dari
namanya sudah bisa ditebak perusahaannya, atau setidaknya mengarahkan pemikiran
anda ke toko Alfamidi. “Yah kasian lulusan S1 kerja di Toko, jadi sales, jadi
pramuniaga, jadi cleaning service, jadi bawahan, terus begitu gajinya jongkok.
Hello… selama ini kamu ngapain aja di kampus….” Ya jelas banyak ocehan yang
siap menerkam.
Hidup itu keras kawan, selembar ijazah tidak
membuatmu langsung menjadi seorang manager. Kamu perlu merasakan yang namanya
perjuangan dari dasar, kalau kamu mau hidupmu enak, mending jadi mahasiswa
terus, atau di rumah saja. tapi bagi saya di rumah pun tetap kamu dapat yang
namanya kesusahan, dari pada kesulitan menghampiri kita, mending lawan dengan
bekerja. Bosan tau ngga ditanya “Sarjana, kerja di mana…?” yah setidaknya jika
ada panggilan kerja berarti itu sudah menjadi modal buat kita menunjukkan
keseriusan.
Guys,
saya pilih Alfamidi sebagai tempat kerja bukan karena tidak ada perusahaan yang
menarik selain ini. Tapi kita perlu liat masa depan bisnis ritel di Indonesia.
Maju pesat guys, loh liat dari setiap tempat keramaian dari kota hingga
kecamatan gerai ritel selalu ada. Itu menandakan bahwa akan ada yang berubah
dari perubahan sosial budaya ini. Terutama kebiasaan belanja masyarakat, dimana
dulu orang suka belanja kebutuhan bulanan, sekarang orang belanja kebutuhan
mingguan di toko yang terdekat. Nah sebagai salah satu ritel modern, tentunya
akan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berbelanja di tempat yang bersih
dan nyaman. Setidaknya kamu sendiri sudah melihat perubahan itu kan, atau
bahkan kamu sudah menjadi bagian di dalamnya.
SLDP (Store Leader Development
Proggramme) atau Program Pendidikan Kepala Toko adalah salah satu program
percepatan karir di Alfamidi. Hal ini diperuntukkan bagi lulusan D3 maupun S1
yang siap didik menjadi pemimpin masa depan di Alfamidi.
Mendaftar
di Alfamidi dan mengikuti alur tesnya, rasanya gampang untuk lolos dari setiap
tahap yang disediakan. Sayangnya banyak di luar sana sudah jatuh mental duluan
ketika mendaftar. Betapa ruginya anda jika belum mencoba tes masuk lalu menilainya
sangat susah lolos kerja. Satu hal yang menjadi catatan bahwa seharusnya setiap
orang yang akan tes pekerjaan, harusnya sudah belajar lebih dahulu. Namun
faktanya, kebanyakan orang ingin hasil yang instan, tapi tidak mau berusaha
lebih dahulu. Padahal toh ujung-ujungnya harus belajar ketika lulus masuk
kerja.
Saya
mungkin termasuk orang yang tidak terlalu susah mendapat pekerjaan yang sesuai.
Ketika dinyatakan diterima dalam program SLDP, rasanya sangat senang karena
saya sangat suka mengamati perilaku berbelanja konsumen. Meskipun saya bukan
dari jurusan manajemen. Tapi saya pernah belajar tentang consumen behavior yang
mengkaji masalah kebiasaan berbelanja di masyarakat. Sayangnya ketika
menghadiri pertemuan pertama di Kima, pihak perusahaan telah menegaskan bahwa
banyak yang gugur dalam program yang baru kedua kalinya dibuka, sehingga harus
belajar keras melalui segala tes yang ada. Programnya yang berjalan selama 6
bulan bukan waktu yang singkat dijalani. Tapi jika hati dan pikiran tak sampai
maka hasilnya justru akan sangat kecewa akhirnya.
Menaruh
harapan dalam program ini telah saya lakukan, jika nantinya gagal dalam proses
apa boleh buat, saya sudah berusaha dan saya harus menghargai usaha sendiri.
Meskipun saya pernah belajar di kampus elit, tapi tidak berarti saya master di
segala-galanya. Saya akan mencoba menjalani tesnya tapi tidak berarti akan
berhasil melaluinya, tak ada jaminan. Hanya Allah yang menentukan dari proses
yang kita lalui.
Pertemuan
pertama dengan pihak perusahaan adalah tanda tangan kontrak. Di sini saya
melihat jumlah gaji yang tidak sedikit untuk kami yang masih training. Mengapa
tidak, gaji kami sudah setara dengan kepala toko, yang sudah empat tahun
bekerja, sedangkan kami baru masuk sudah digaji tinggi, dengan beberapa
tunjangan makn dan transportasi, Alhamdulillah bagi saya ini sudah sangat
mencukupi kebutuhan saya selama sebulan. Saya tidak akan menyebutkan berapa
nominalnya, setidaknya jika rajin menabung dari gaji ini dalam waktu dua tahun
uang panaik sudah terkeumpul. Hehehe cerita lucunya anggap saja demikian,
lagian memang itu serius loh. Bagi cowok bugis-makassar pasti cukuplah, yang
penting tidak boros dan tidak ngedugem tiap malam.
Sebuah
lembaran kertas kecil pun disebar ke kami, sebuah peraturan penampilan yang
harus diikuti. Banyak hal yang tertera di situ, cuman saya hanya membaca
sekilas. Karena penampilan layaknya seperti mahasiswa baru. Jadi terima saja.
namanya perusahaan, pasti punya aturan budaya tersendiri. Apalagi perusahaan
besar, pastinya sangat menekankan yang namanya penampilan. Siapapun yang masuk
ke dalamnya harus mengikuti aturan tersebut.
Sistem
kerja dalam Toko ritel adalah 5x1 atau 5 hari kerja, 1 hari libur. Jadi jika
liburnya hari Minggu, maka Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat adalah hari kerja
sedangkan Sabtu adalah hari libur. Hari Minggu kerja lagi dan dihitung sebagai
hari pertama kerja. Jadi kita bisa libur dihari yang berbeda-beda. Katanya sih
yang susah itu kalau jam kerja pas di malam
Minggu. Ya kan cowok mau malam mingguan, jadi harus keluar
jalan-jalanlah. Kita sih sedang tidak berbicara masalah anak muda, kan kasian
kalau cowok ngga punya teman jalan di malam minggu, terserah mau sama siapa aja
yang penting jangan cowok sama cowok. Hehehe…
Pasti
kebanyakan dari kami ada yang berpikir demikian, apalagi shiftnya malam, wah
berharap dilayani, ujung-ujungnya melayani pelanggan. Tapi ngga perlu
khawatirlah soalnya masa-masa libur itu nda selamanya di hari yang mengenaskan
bagi para jomblo. Masih banyak waktu lain kok yang bisa membuat kamu labih
bahagia.
Pertemuan
pertama ini saya mulai mengenal yang namanya pak Jefri, salah satu staf yang
menyambut SLDP ini. Ia mengarahkan jalannya agreement day, dan suasana masih
kaku banget, maklumlah kami juga baru bertemu dengan peserta lain. Meskipun
mungkin ada yang satu kampus tapi belum kenal. Yah namanya pertemuan pertama
pasti akan terjadi demikian. Tiba-tiba saja sosok humoris datang dengan gaya
berbicara yang berbeda, dengan gayanya yang khas serta membacakan tugas yang
akan kami lakukan pratraining. Alamsyah yah itu namanya, yang mengaku lulusan
Fisika Unhas. Memberikan tugas observasi di toko Alfamidi yang terdekat,
belajar bersama mereka yang sudah lebih dahulu bekerja di toko. Bahkan pak Alam
melarang kami menyebutkan jumlah gaji yang diterima kepada crew. Siapapun itu
tidak boleh ada yang tahu jumlah gaji atau sampai-sampai membaca slip gaji.
Haram hukumnya, tidak boleh di sunnahkan lagi, hehehe… karena itu akan
menghadirkan kecumburuan sosial di antara personil toko.
Gaji
peserta SLDP itu lebih tinggi dari para crew, maka agar kita nyaman belajar,
tidak boleh memperlihatkan slip gaji tersebut. pokoknya cari alasan jika mereka
meminta slip gaji kalian. Mungkin saya masih sangat awam dengan kasus demikian,
tapi kalau secara logika jelas akan menghadirkan rasa iri itu. Meskipun mereka
tahu kalau kita berlatar pendidikan S1. Tapi ini persoalan siapa yang lebih
dahulu bekerja di toko.
Jujur
saya sangat deg deg kan dengan pratraining ini, karena di dekat rumah saya
tidak ada toko Alfamidi yang dekat. Bahkan cuman ada di kota Takalar. Kalau
Indomaret sih hampir setiap sudut ada tokonya, jadi ini semakin menantang saya.
lagian saya juga belum punya kos di Makassar, jadi berpikir bagaimana caranya
saya menjalani training teori 15 hari ini.
Saya
selalu bertanya bagaimana caranya jika saya besok ke toko, bahkan harus stay
sebelum tokonya dibuka. Sedangkan saya masih di Makassar, tak berpikir lama pak
Alam membagikan surat pengantar pra training, serta format tugas yang akan
dicari selama di toko. Ia pun menjelaskan segala isian yang perlu dilengkapi
selama di toko. Jujur saya tidak tahu apapun soal masalah toko, tapi pesan dari
pak Alam, tugas jangan dipikir tapi kerjakan.
Benar
adanya, tugas harus dijalankan, saya benar-benar berada di dunia yang berbeda,
bahkan sangat sesak untuk bergerak. Ya Allah mudahkan langkah hamba melewati
training ini, hamba tahu kalau uang hamba sangat terbatas tapi janganlah
sempitkan rezekiku. Biarlah saya jalani dunia yang baru ini, saya yakin bisa
melewati semua tantangan yang ada. Guys jangan mengabaikan kekuatan doa, justru
dari doa kita bisa keluar dari masalah.